5 Puisi Karya Sapardi Djoko Damono



Sapardi Djoko dan Puisi-Puisinya. Siapa yang tak mengenal Sapardi Djoko Darmono, baik orang bisa maupun sastrawan pasti mengenalnya karena karya-karya sastra yang telah ia buat. Sapardi Djoko Darmono lahir di Surakarta 20 Maret 1940. Hingga akhirnya Sapardi Djoko kuliah di Universitas Gadjah Mada mengambil Sastra Inggris, sejak kuliah ia sudah rajin mengirim karya sastranya ke berbagai media. Ia tidak hanya aktif dalam menulis puisi, namun ia juga menulis banyak cerpen dan menerjemahkan tulisan karya-karya berbahasa inggris.
Image result for sapardi djoko damono
(image: wikipedia.org)

Untuk mlihat kembali karya-karya beliau yang bisa dibilang istimewah dan sangat diterima baik oleh masyarakat dan juga sastrawan, berikut adalah 5 Puisi Karya Sapardi Djoko Darmono.


  • Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikan abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikan tiada 
 

  • Mata Pisau
mata pisau itu tak berkejap menatapku
kau yang baru saja mengasahnya
berfikir; ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
 ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu


  • Atas Kemerdekaan
kita berkata; jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya; langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala
terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum hari yang ketujuh tiba
sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu;
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah 


  • Yang Fana Adalah Waktu
Yang fana adalah waktu. Kita abadi;
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi. 


  • Hujan Di Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak 
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu dijalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang terucapkan diserap akar pohon bunga itu 


Itulah 5 Puisi Karya Sapardi Djoko. Jika kita menyadari, betapa hebatnya beliau mengartikan sebuah kata, bukan begitu?. Saya sangat kagum dengan karya-karya beliau, namun sementara ini saya hanya memberikan 5 Karya Sapardi Djoko ini saja.





No comments:

Post a Comment