Puisi Yang Menggambarkan Indah Mata Wanita [Elok Matanya] - Salman Faridzi




Elok Matanya

Indah matanya, lebih indah dari goyah daun pucuk merah
Angin datang membawa kabar; indahnya
Membuat daun lupa mencengkram ranting
Daun pun jatuh perlahan. Ia terkesima

Bulat matanya mengundang angin,
ilalang bergoyang karenanya
tatapannya manja, oh aku tergoda
Begitu katanya

Jangan tatap aku,
itu menakutkan; begitu kata selembar daun
Jangan buat aku terlena, elok matamu
Terlihat begitu indah. Tak mampu kuterjemahkan
faridzisalman






Indah matanya, lebih indah dari goyah daun pucuk merah
Angin datang membawa kabar; indahnya
Membuat daun lupa mencengkram ranting
Daun pun jatuh perlahan. Ia terkesima”

                Matanya seperti membawa cerita bahwa indah mata itu lebih indah dari apa yang pernah terbayang sebelumnya. Angin pun membawa kabar, bahwa dedaunan ingin bercerita tentang mata itu.  “Indahnya mata itu, membuatku lupa akan prioritasku mencengkram ranting, agar aku tak terjatuh. Namun, aku terlena. Aku terkesima”, ucap daun.
                Setiap melihat matanya, aku lupa semua kegiatan yang kulakukan. Mata itu membutakan aku. Membuatku terlena, sungguh benar-benar indah.


Bulat matanya mengundang angin,
ilalang bergoyang karenanya
tatapannya manja, oh aku tergoda
Begitu katanya

                Matanya bulat, akupun tergoda. Betapa indahnya ciptaan tuhan ini, dia berbeda. Jika boleh aku meminta pada tuhan, jadikan dia jodohku. Jika bukan jalannya, aku sudah cukup bahagia hanya mengaguminya. Saat ini aku benar-benar telah tergoda, hanya dengan tatapannya.


“Jangan tatap aku,
itu menakutkan; begitu kata selembar daun
Jangan buat aku terlena, elok matamu
Terlihat begitu indah. Tak mampu kuterjemahkan

                Jika aku bisa meminta lagi pada tuhan sebagai jaminan bahwa memang dia bukan jodohku, cukup biarkan ia tak memberikan tatapan mata itu, menakutkan. Itu membuatku terlena dengan dunia, terkhusus wanita. Elok matanya, tuhan, mata itu sempurna. Begitu indah, entah apa maksut tatapan itu, aku tak bisa menerjemahkan maksut hatinya. Yang pasti aku yakin, aku hanya mengaguminya.



Puisi ini aku buat untuk menggambarkan suasana hati banyak orang. Mengenai perasaan, siapa yang tau.

Jadilah pembaca yang bijak, jangan mengakui hasil karya orang lain. Coba kalian mengapresiasi dengan cara membagikan atau rewrite dengan sumber penulisnya. Terima kasih.

1 comment: